StaffSite Gunadarma

StaffSite Gunadarma
Staffsite Gunadarma

Jumat, 19 Juli 2019

Pendapat Saudara tentang kebijakan yang perlu diterapkan dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara sektoral, berikan contoh salah satu sektor


Menurut Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah, kebijakan pemerintah sejauh ini dinilai cukup dalam pengambilan keputusan untuk meningkatkan pemasukan negara. Adapun kebijakan Presiden Joko Widodo sebelumnya dengan mencabut subsidi bahan bakar untuk pembangunan infrastruktur pada 2014 lalu dinilai berdampak mengurangi krisis global saat ini. "Jika jokowi tidak berani mengurangi subsidi, kita akan kelabakan sekali sekarang. Tahun 2014 dikurangi subsidi, waktu itu Jokowi mengalihkan subsidi untuk pembangunan infrastruktur," kata Piter saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (30/8/2018). Pencabutan subsidi tersebut sejauh ini cukup mengurangi beban negara. Sehingga saat ini, masalah krisis tidak menjadi beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). "Karena kita sudah banyak mengurangi subsidi, tapi beban itu sudah jauh berkurang dari sebelumnya. Sehingga apa yang terjadi tidak sampai melewati kemampuan APBN kita," tegasnya. Dengan adanya masalah krisis ini, Piter berharap pemerintah dan Bank Indonesia (BI) dapat segera mengambil keputusan untuk menetapkan kebijakan. "Kita dorong BI mengambil kebijakan. Seperti kebijakan B 20 dan selain itu juga mengurangi impor 900 barang konsumsi. Namun belakangan ini BI dan pemerintah sepakat untuk sama-sama memacu pariwisata. Ini yang kita support harus diperbanyak. Saya melihatnya kebijakan ini kurang," ungkapnya. Selain itu, pemerintah dinilai perlu melakukan perluasan ekspor dan juga melakukan konversi devisa ke rupiah. "Penambahan perlu, seperti ekspor diperluas dan ekspor di konversi ke rupiah. Kita jangan terlalu liberal, harus berani mengambil kebijakan tegas seperti negara Thailand dan Rusia, masa kita enggak bisa," ujarnya. Lebih terpenting adalah pemerintah harus fokus dalam memperbaiki current account deficit (CAD). Hal ini bagaimana peran pemerintah membuat CAD bisa surplus. Menurut Piter dengan kondisi CAD surplus maka kekebalan Indonesia terhadap gejolak ekonomi bisa meningkat.

contoh nya :   Mendorong percepatan pembangunan infrastruktur di Jawa Barat yang akan mendukung tumbuhnya sektor-sektor ekonomi potensial. Proyek infrastruktur yang perlu menjadi prioritas antara lain:
a.     Konektivitas jalan darat yang menghubungkan Utara-Selatan dan Timur-Barat wilayah Jawa Barat antara lain Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu), Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi), Jalan Tol Cileunyi-Garut-Tasikmalaya (Cigatas), dan Jalur Lintas Pantai Selatan (Pansela), akses jalan kawasan-kawasan industri di Jawa Barat bagian Utara, jalan tol dari Cipali ke Patimban, serta pembangunan Bandung Intra Urban Toll Road.
b.     Jalur kereta api double track Bogor-Sukabumi.
c.     Bandara Internasional Jawa Barat – Kertajati sebagai pusat logistik.
d.     Pelabuhan Patimban.
e.     Bandungan/Waduk: Jatigede, Leuwikeris, Kuningan, Karian, dan Sindangheula.
f.      Ketersediaan air baku untuk air bersih dan air minum melalui optimalisasi pemanfaatan sungai Citarum.
g.     Listrik/Energi: PLTU Lontar, PLTU Suralaya, disertai dukungan pengembangan Transmisi High Voltage Direct Current.
Upaya pembangunan infrastruktur dan pengembangan sektor ekonomi potensial juga memerlukan adanya keselarasan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), dan peningkatan peran proaktif dari Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota untuk memperbaiki infrastruktur di daerah. Hal tersebut dilakukan melalui: (i) peningkatan kualitas dan kuantitas jalan kabupaten/kota; (ii) optimalisasi pemanfaatan dana desa untuk pembangunan infrastruktur dan sarana desa; (iii) pengembangan dan pemberdayaan Badan Usaha Milik Desa

Sumber: https://ekonomi.kompas.com/read/2018/08/31/135925326/kebijakan-ini-dinilai-bisa-pulihkan-pertumbuhan-ekonomi-ri